Investasi dalam Penawaran Umum Perdana (IPO) teknologi sering dianggap sebagai cara untuk menghasilkan pengembalian yang substansial. Namun, berbagai kesalahpahaman dapat menyesatkan investor. Artikel ini membantah mitos umum tentang investasi di IPO teknologi, membantu Anda membuat keputusan investasi yang tepat.
Mitos 1: Investasi di IPO Menjamin Pengembalian Tinggi
Banyak yang percaya bahwa berpartisipasi dalam IPO menjamin keuntungan yang signifikan. Meskipun beberapa IPO telah menghasilkan keuntungan yang mengesankan, banyak yang lainnya berkinerja buruk. Pada tahun 2024, dari 168 perusahaan yang debut di bursa AS, hanya sekitar 56% yang diperdagangkan di atas harga tawaran mereka pada akhir tahun. Sementara itu, Indeks Nasdaq Composite naik sekitar 35%, menunjukkan bahwa investasi di IPO tidak selalu mengungguli indeks pasar yang lebih luas.
Mitos 2: Hanya Investor Besar yang Mendapat Manfaat dari IPO
Ada kesalahpahaman bahwa IPO terutama menguntungkan investor institusi sementara meninggalkan investor ritel dalam posisi yang tidak menguntungkan. Meskipun investor institusi memang mendapatkan alokasi yang lebih baik, platform seperti Robinhood dan SoFi kini memberikan akses yang lebih baik bagi investor individu. Namun, melakukan uji tuntas sangat penting sebelum berinvestasi, karena investor ritel sering menghadapi volatilitas setelah saham mulai diperdagangkan secara publik.
Mitos 3: IPO Hanya untuk Investor Berpengalaman
Beberapa orang berasumsi bahwa investasi IPO hanya cocok untuk investor berpengalaman. Pada kenyataannya, bahkan investor pemula dapat berpartisipasi dalam IPO, asalkan mereka melakukan penelitian yang menyeluruh. Memahami dasar-dasar perusahaan, lanskap kompetitif, dan keuangan sangat penting sebelum membuat keputusan investasi.
Mitos 4: Semua IPO Berisiko Tinggi dan Berhadiah Tinggi
Meskipun IPO dapat menawarkan imbalan tinggi, mereka juga datang dengan risiko yang signifikan. Tidak setiap IPO menghasilkan keuntungan eksponensial. Misalnya, pada tahun 2024, perusahaan teknologi seperti Reddit dan Astera Labs memiliki debut yang sukses, sementara yang lainnya berjuang setelah pencatatan. Investasi di IPO memerlukan evaluasi kesehatan keuangan, pertumbuhan pendapatan, dan kondisi pasar.
Mitos 5: Saham IPO Selalu Tetap Di Atas Harga Emisi
Ada keyakinan umum bahwa harga saham perusahaan akan selalu tetap di atas harga IPO-nya. Namun, dinamika pasar, sentimen investor, dan kondisi ekonomi dapat menyebabkan harga saham berfluktuasi. Misalnya, ServiceTitan, sebuah perusahaan perangkat lunak berbasis cloud, melonjak 42% dalam debutnya, mencapai valuasi mendekati $9 miliar. Namun, banyak saham IPO yang mengalami penurunan setelah euforia awal memudar.
Mitos 6: Investasi di IPO Berarti Anda adalah Investor Awal
Membeli saham pada saat IPO tidak berarti Anda adalah investor awal. Pada saat perusahaan go public, investor tahap awal seperti modal ventura dan perusahaan ekuitas swasta sudah terlibat selama bertahun-tahun. Investor IPO masuk pada tahap yang jauh lebih terlambat ketika valuasi sering dipengaruhi oleh putaran pendanaan sebelumnya.
Mitos 7: Sebuah IPO Harus Bagus Jika Ada Banyak Hype
IPO yang terkenal sering menghasilkan kegembiraan, tetapi ini tidak selalu membuatnya menjadi investasi yang baik. IPO yang terlalu dibesar-besarkan kadang-kadang mengarah pada overvaluasi dan penurunan harga saham berikutnya. Uji tuntas adalah kunci—investor harus menganalisis kinerja keuangan, tren industri, dan potensi pertumbuhan daripada mengandalkan buzz pasar.
Kesimpulan
Investasi di IPO teknologi menawarkan peluang tetapi juga datang dengan risiko. Dengan membantah mitos-mitos ini, investor dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan penelitian dan strategi daripada spekulasi. Memahami tren pasar, dasar-dasar perusahaan, dan faktor ekonomi dapat membantu investor menavigasi lanskap IPO dengan lebih efektif.